I.
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MEMPELAJARI HUBUNGAN
SOSIAL MASYARAKAT
A.
Perkembangan Ilmu Sosiologi
1.
Sejarah Perkembangan Ilmu Sosilogi
a.
Perkembangan Sosiologi pada abad XIX
Perkembangan ilmu sosiologi di Prancis berawal dari hasil krya pemikiran
Claude Saint Simont, Auguste Comte, dan Emile Durkheim. Saint Simon adalah guru
Auguste Comte. Saint Simon adalah pemikir positivis yang mendahului Auguste
Comte. Saint Simon menegaskan bahwa studi fenomena sosial harus didasarkan pada
teknik ilmiah seperti halnya yang digunakan untuk mempelajari sains. Banyak karya Saint Simon yang dikembangkan oleh
Auguste Comte. Auguste Comte lebih mampu mengembangkan karya Saint Simon lebih
sitematis.
Auguste Comte adalah orang pertama
menggunakan istilah sosiologi. Karena itu, ia disebut sebagai Bapak Sosiologi.
Istilah sosiologi diambil dari dua kata, yaitu socius dan logos. Socius berasal dari bahasa Latin yang
berarti kawan. Logos berasal dari
bahasa Yunani yang berarti kata atau berbicara. Dapat disimpulkan sosiologi
berarti ilmu yang membicarakan tentang masyarakat.
Awalnya Auguste Comte menyebut sosiologi
dengan fisika sosial. Nama fisika sosial menunjukkan bahwa Auguste Comte
menyejajarkan sosiologi dengan hard science.
Titik konsentrasi fisika sosial lebih difokuskan untuk mempelajari statiska
sosial dan dinamika sosial.
Emile Durkheim dikenal sebagai penganut
sitem liberalis. Buku karya Emile Durkheim yang terkenal adalah The Rules of
Sociological Method. Emile Durkheim tidak menyukai kekacauan sosial (chaos). Buku
karya Emile Durkheim terinspirasi dari adanya kekacauan yang ditimbulkan proses
perubahan sosial. Kondisi yang mengakibatkan terjadinya Revolusi Prancis pada
saat itu adalah pemogokan buruh, kekacauan kelas sosial, perpecahan Negara dan
gereja serta kebangkitan politik antisemitisme. Antisemitisme adalah konflik
yang muncul akibat tindakan penganiayaan. Penganiayaan tersebut dilakukan
terhadap agama, etnik, dan kelompok ras. Durkheim berpendapat bahwa kekacauan
sosial dapat dikurangi melalui reformasi sosial.
b.
Perkembangan Sosiologi Abad XX
Perkembangan sosiologi semakin variatif.
Apabila tokoh terdahulu dikenal sebagai tokoh teori sosiologi klasik. Memasuki
abad XX Anthony Giddens mulai mengembangkan teoti sosiologi kotemporer. Ia
menjelaskan bahwa modernisasi akan menghancurkan berbagai pihak yang menentang
adanya kondisi tersebut. Fokus teori Anthony Giddens adalah strukturisasi dan
agen. Mekanisme modern memilii kekuasaan yang lebih besar jika dibandingkan
agen yang menjalankan modernisasi tersebut.
c.
Perkembangan Sosiologi pada Saat Ini
Perkembangan ilmu sosiologi secara
signifikan terlihat mulai tahun 2000 hingga saat ini. Hal tersebut terbukti
dengan adanya kajian ilmu sosiologi industri, sosiologi kesehatan, sosiologi
hukum, sosiologi perdesaan, sosiologi perkotaan, sosiologi keluarga, sosiologi
pendidikan, sosiologi politik, sosiologi agama, sosiologi militer, patologi sosial,
perubahan sosial, dan sosiologi budaya.
2.
Tokoh-Tokoh Sosiologi dan Teorinya
Tokoh sosiologi berasal dari Prancis dan
Jerman. Mereka memiliki konsep teoritis yang diakui kebenarannya oleh anggota
masyarakat.
a.
Auguste Comte
Auguste Comte disebut sebagai bapak
sosiologi (the founding father of sociology). Teori Auguste Comte yang terkenal
adalah hukum tiga tahap. Hokum ini digunakan untuk menjelaskan kemajuan
evolusioner umat manuia dari masa primitive hingga memasuki peradaban Prancis
pada abad XIX yang dapat dikatakan telah maju.
b.
Emile Durkheim
Teori yang terkenal dari hasil pemikiran
ilmiah Emile Durkheim adalah teori bunuh diri (suicide). Teori bunuh diri
diperoleh berdasarkan korelsi antara integrasi dan bunuh diri. Apabila
integrasi kuat, bunuh diri lemah dan sebaliknya.
Solidaritas sosial dibedakan menjadi dua
bentuk: solidaritas mekanik (mudah ditemukan pada masyarakat yang masih terbelakang).
Dan solidaritas organis (karena adanya system pembagian kerja).
Tiga tipe bunuh diri: egoistic suicide
(adanya tekanan yang berlebihan atau kurangnya ikatan sosial). Heroistic suicide/altruistic
suicide (adanya tekanan yang diberikan oleh masyarakat kepada seseorang karena
dianggap tidak pantas di lingkungan masyarakat). Amomie (karena seseorang
kehilangan cita-cita atau norma hidup).
c.
Max Weber
Weber mengenalkan konsep teori
verstehen, rasionalitas dan tindakan sosial, serta etika Protestan. Teori yang
paling terkenal adalah teori etika Protestan. Teori Protestan berhubungan
dengan semangat kapitalisme.
d.
Karl Marx
Teori yang terkenal dari Karl Marx
adalah perjuangan kelas dan alienasi. Menurutnya, masyarakat kapitalis
digolongkan dalam dua kelas, yaitu kelas pemilik modal (borjuis) dan kelas
buruh (proletar). Dan alienasi diartikan sebagai keadaan yang dikuasai oleh
kekuatan-kekuatan struktual sehingga membatasi individu untuk mengembangkan
kreativitas dan memperoleh kesejahteraan.
e.
Ferdinand Tonnies
Ferdinand Tonnies adalah sosiolog dari Jerman.
Teorinya yang terkenal adalah konsep masyarakat gemeinschaft (paguyuban: bentuk
kehidupan masyarakat) dan gesellschaft (patembayan: kehidupan bersama untuk
jangka pendek) serta evolusi masyarakat tanpa kemajuan (berkaitan dengan
kerinduan masyarakat gesellschaft pada pola hubungan masyarakat gemeinschaft.
f.
Talcott Parsons
Melalui karyanya yang berjudul The
Social System, Talcott Parsons menjadi tokoh sosiologi yang dominan di Amerika.
Buku tersebut membahas tentang fungsionalisme struktural. Menurutnya,
masyarakat akan tetap survive ketika variable-variable berpola atau system
tindakan telah menjalankan keempat fungsinya, yang dikenal dengan konsep AGIL.
g.
C. Wright Mills
C. Wright Mills mengembangkan teori
sosiologi modern dengan pokok pikiran khayalan sosiologi (the sociological
imagination). Khayalan sosiologi dapat dikembangkan melalui dua konsep pemikiran,
yaitu troubles (masalah yang muncul dalam pribadi seseorang akibat adanya pertentangan
pola pikir) dan issues (dorongan yang muncul dari luar pribadi manusia untuk
menentukan dan menyikapi suatu kondisi).
B.
Konsep Dasar Ilmu Sosiologi
1.
Pengertian Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu pengetahun yang
mempelajari tentang kehidupan masyarakat.
a.
Pitirim A. Sorokin
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan dan
pengaruh timbale balik antara gejala sosial dan gejala non sosial.
b.
Roucek dan Warren
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara
manusia denagn kelompok-kelompok sosial.
c.
William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff
Sosiologi sebagai proses penelitian
ilmiah terhadap interaksi sosial masyarakat yang menghasilkan organisasi
sosial.
d.
Selo Soemardjan dan Selo Soemardi
Sosiologi merupakan ilmu yang
mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial.
e.
Karel J. Veeger
Sosiologi selau menunjau perilaku
manusia yang berkaitan dengan stuktur sosial kemasyarakatan.
Secara
keseluruhan, Sosiologi merupakan ilmu yang
mempelajari hubungan sosial kemasyarakatan melalui proses interaksi sosial
diberbagai bidang yang saling berhubungan.
2.
Ciri dan Hakikat Sosiologi
Sosiologi berperan sebagai ilmu murni (pure science)
yang digunakan untuk mengembangkan kualitas ilmu pengetahuan itu sendiri.
a.
Ciri Ilmu Sosiologi
1.
Empiris (nyata)
2.
Teoritis
(kesimpulan logis)
3.
Kumulatif
(berdasarkan teori yang sudah ada)
4.
Nonetis
(pembahasan)
b.
Hakikat Ilmu Sosiologi
1.
Sosiologi
merupakan ilmu sosial
2.
Sosiologi
termasuk dalam disiplin kategoris
3.
Sosiologi merupakan
ilmu pengetahuan murni (pure science)
4.
Sosiologi merupakan
ilmu pengetahuan abstrak
5.
Sosiologi
bertujuan untuk menghasilkan definisi dan pola umum
6.
Sosiologi merupakan
ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional
7.
Sosiologi merupakan
ilmu pengetahuan umum
c.
Objek Studi Sosiologi
1)
Masyarakat
Kehidupan masyarakat terhimpun dari
berbagai macam kelompok sosial. Jenis kelompok sosial dibedakan menjadi dua,
yaitu kelompok sosial teratur dan tidak teratur.
Bentuk kelompok sosial teratur:
1.
Berdasarkan jumlahnya
(kelompok primer dan sekunder)
2.
Berdasarkan
tingkat organisasinya (kelompok formal dan informal)
3.
Berdasarkan pola
interaksi (kelompok referensi dan membership)
Bentuk kelompok sosial tidak teratur:
1.
Kerumunan
(adanya kehadiran individu-individu secara fisik dan tidak teroganisasi)
2.
Publik (kelompok
yang bukan kesatuan karena individu-individu tidak pernah bertemu)
3.
Massa (kumpulan
orang banyak, mempunyai tujuan yang sama, tetapi tidak berkerumun disuatu
tempat tertentu)
2)
Hubungan sosial
Hubungan sosial adalah kegiatan yang
dilakukan oleh individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok hingga membentuk proses interaksi sosial.
Proses pelaksanaan hubungan sosial ada 2
bentuk: asosiatif (interaksi sosial yang mengarah pada kesatuan) dan disosiatif
(interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan).
d.
Kegunaan Ilmu Sosiologi
1.
Perencanaan
sosial
2.
Pembangunan
3.
Pemecahan
masalah sosial
4.
Penelitian
e.
Paradigma Sosiologi
1.
Fakta sosial
2.
Definisi sosial
3.
Perilaku sosial
4.
Integrative
f.
Peran Ilmu Sosiologi
Peran berkaitan dengan hak dan kewajiban
yang dilakukan oleh sesorang berdasarkan kedudukan yg dimiliki. Peran berkaitan
dengan profesi kerja yang harus dilaksanakan oleh seseorang secara
professional. Profesi kerja yang sesuai dengan ilmu sosiologi: sebagai ahli
riset yang berhubungan dengan kegiatan penelitian atau kegiatan ilmiah, sebagai
konsultan yg membantu sesorang atau masyarakat untuk menentukan kebijaksanaan
yang mengarah pada proses perbaikan, sebagai teknisi yang ikut terlibat dalam
kegiatan dan perencanaan program kerja masyarakat, sebagai pendidik khusus mata
pelajaran sosiologi.
g.
Cabang-cabang Ilmu Sosiologi
1.
Sosiologi keluarga
2.
Sosiologi pendidikan
3.
Sosiologi hukum
4.
Sosiologi politik
5.
Sosiologi
pembangunan
6.
Sosiologi
perdesaan dan perkotaan
7.
Sosiologi gender
C.
Konsep Sosiologi tentang Realitas Sosial dalam
Masyarakat
1.
Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dinamis
yang terjadi antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok dalam
bentuk kerjasama ataupun persaingan. Interaksi sosial dilaksanakan berdasarkan
nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Syarat terjadinya
adalah kontak sosial dan komunikasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi
sosial:
a)
Imitasi:
kecenderungan meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik
seseorang secara berlebihan.
b)
Sugesti: sikap,
pandangan, dan pendapat orang lain tanpa dipikir ulang.
c)
Simpati: suatu
proses ketertarikan seseorang kepada pihak lain yang berkaitan dengan perilaku
atau pemanpilan.
d)
Identifikasi:
keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
e)
Empati: kemampuan
untuk merasakan diri sendiri seolah-olah ikut merasakan hal yang dialami orang
lain.
f)
Motivasi:
dorongan dalam diri seseorang.
2.
Nilai dan Norma Sosial
Nilai sosial adalah prinsip standar atau
kualitas yang berharga dan diinginkan masyarakat. Nilai merupakan kumpulan
sikap dan perasaan yang diwujudkan melalui perilaku sosial. Nilai dianggap baik
dan bersifat abstrak.
Norma adalah petunjuk atau patokan
perilaku yang pantas dan dibenarkan dalam menjalani interaksi sosial dalam
suatu masyarakat tertentu. Pelanggarnya akan dikenakan sanksi. Norma merupakan
bentuk konkret/nyata dari nilai sosial yang ada di masyarakat.
3.
Sosialisasi dlam Proses Pembentukan Kepribadian
Fungsi sosialisasi:
a)
Membentuk pola
perilaku individu berdasarkan kaidah, nilai dan norma sosial suatu masyarakat.
b)
Menjaga
keteraturan hidup dalam masyarakat atas keseragaman pola tingkah laku
berdasarkan nilai dan norma yang diajarkan.
c)
Menjaga
integrasi kelompok dalam mayarakat.
4.
Penyimpangan Sosial
Perlaku menyimpang atau deviasi sosial
adalah segala bentuk tutur kata atau perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai
dan norma sosial di masyarakat. Berdasarkan jumlah pelakunya, dibedakan atas
penyimpangan individual (seseorang) dan penyimpangan kolektif (sekelompok
masyarakat). Berdasarkan sifatnya penyimpangan dibedakan menjadi, penyimpangan
primer, sekunder, positif dan negative.
5.
Pengendalian sosial
Pengendalian sosial melupakan alat atau
cara yang digunakan masyarakat secara komprehensif untuk mengatur perilaku
anggotanya agar sesuai dengan aturan, nilai dan norma sosial.
6.
Struktur Sosial
Struktur sosial merupakan jalinan
unsur-unsur sosial. Menurut Soleman B. Taneko (pengarang buku Struktur dan
Proses Sosial), unsur-unsur pokok struktur sosial:
a)
Kelompok sosial
b)
Lembaga sosial
c)
Kaidah/norma
sosial
d)
Stratifikasi
sosial
7.
Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial atau gerak sosial
adalah suatu pola tertentu yang mengatur organisasi kelompok sosial.
Berdasarkan tipenya, mobilitas sosial terbentuk secara horizontal, vertical,
dan lateral.
8.
Lembaga
Sosial
Menurut Koentjaraningrat, lembaga sosial
adalah system terpola yang menjaga kelakuan individu dan berpusat pada
aktivitas-aktivitas khusus untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Lembaga sosial bertugas memenuhi seluruh aktivitas khusus yang
dilakukan masyarakat.
9.
Perubahan Sosial
Menurut Selo Soemardjan, perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Perubahan tersebut memengaruhi system sosial, termasuk nilai, sikap dan pola
perilaku masyarkat.
10.
Penelitian Sosiologi
Untuk memperoleh rasa keingintahuan seseorang
terhadap munculnya berbagai jenis gejala sosial. Seseorang harus berfikir
secara logis dan sungguh-sungguh. Penelitian sosiologi terfokus pada realita
sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. Pendekatan penelitian yang
digunakan untuk penelitian sosiologi:
1)
Pendekatan dan
metode penelitian kuantitatif:
a)
Penelitian
eksploratif
b)
Penelitian
deskriptif
c)
Penelitian
eksplanatoris
d)
Penelitian
survey
e)
Penelitian
eksperimen
f)
Penelitian
expost-facto (penelitian komparatif)
2)
Pendekatan dan
metode penelitian kualitatif:
a)
Penelitian deskriptif
b)
Penelitian studi
kasus
c)
Penelitian
historis
d)
Fenomenologi
II.
NILAI DAN NORMA SOSIAL
A.
Nilai Sosial
1.
Pengertian Nilai Sosial
Nilai sosial adalah prinsip standar atau kualitas
yang dianggap berharga dan diinginkan oleh orang/masyarakat yang memegangnya.
2.
Proses Pembentukan Nilai Sosial
Nilai sosial lahir karena adanya
kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Nilai sosial tersebut disepakati
bersama oleh anggota masyarakat dengan tujuan untuk mencapai ketentraman hidup.
Pembentukan suatu nilai dapat bersumber pada tiga hal, yaitu Tuhan (theonom),
masyarakat (heteronom), dan individu (otonom).
Nilai yang bersumber dari ketiga hal
tersebut mengalami proses penerimaan oleh masyarakat. Ada 3 proses penerimaan
di masyarakat, yaitu melalui transformasi, diskusi, dan kritik.
3.
Ciri-Ciri Nilai Sosial
a)
Merupakan hasil
interaksi anggota masyarakat
b)
Terbentuk
melalui proses belajar
c)
Berbeda
pengaruhnya pada masyarakat
d)
Memiliki pengaruh
positif sekaligus negatif
e)
Berisi anggapan
masyarakat secara umum
f)
Keberadaan nilai
saling berkaitan
4.
Macam-Macam Nilai Sosial
a.
Berdasarkan
cirinya:
(1)
Nilai dominan
(dominant values)
(2)
Nilai
instrumental (instrumental values)
(3)
Nilai yang
mendarah daging (internalized values)
b.
Nilai
berdasarkan fungsinya:
(1)
Nilai
integrative
(2)
Nilai
disintegratif
c.
Nilai menurut
Prof. Notonagoro:
(1)
Nilai materiel
(2)
Nilai vital
(3)
Nilai
rohani/spiritual
d.
Nilai menurut
Clyde Kluckhohn:
(1)
Nilai mengenai
hakikat hidup manusia
(2)
Nilai mengenai
hakikat karya manusia
(3)
Nilai mengenai hakikat
kedudukan manusia
(4)
Nilai mengenai
hakikat hubungan manusia dengan sesame
(5)
Nilai mengenai
hakikat hubungan manusia dengan alam
e.
Nilai menurut
Walter G. Everett
(1)
Nilai-nilai
ekonomis (ecomomic values)
(2)
Nilai-nilai
rekreasi (recreation values)
(3)
Nilai-nilai perserikatan
(association values)
(4)
Nilai-nilai
kejasmanian (body values)
(5)
Nilai-nilai
watak (character values)
5.
Fungsi Nilai Sosial
a.
Sebagai alat
penentu kelas sosial
b.
Sebagai pedoman
bertingkah laku
c.
Sebagai motivasi
d.
Sebagai alat solidaritas
masyarakat
e.
Sebagai pengawas
dan pembatasan
1. Pengertian Norma Sosial
Norma
adalah petunjuk atau patokan perilaku yang pantas dan dibenarkan ketika
menjalani interaksi sosial dalam masyarakat tertentu. Norma merupakan bentuk
konkret atau nyata dari nilai sosial yang ada dalam masyarakat.
2. Proses Pembentukan Norma Sosial
Norma
Sosial tumbuh melalui proses dalam masyarakat berdasarkan nilai yang dianut
masyarakat tersebut. Dalam penerapannya, nila dapat berbeda antara satu
masyarakat satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan situasi dan kondisi
dari masyarakat yang berbeda serta adanya perbedaan kepentingan yang ada dalam masyarakat yang
membutuhkan aturan yang nyata, tidak hanya sekedar nilai yang bisa saja berbeda
antar masyarakat. Oleh karena itu, muncul norma yang memiliki sanksi jelas agar
nilai yang masih abstrak tersebut dapat ditaati oleh masyarakat demi mencapai
keteraturan sosial.
3. Ciri-ciri Norma Sosial
a.
Merupakan Hasil Kesepakatan Bersama
b.
Ada sanksi
c.
Berupa Norma Tertulis dan Tidak Tertulis
d.
Bersifat Dinamis
4. Macam-macam Norma Sosial
a.
Berdasarkan Daya Ikatnya
1. Cara (Usage)
Suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan oleh
individu-individu dalam pergaulan sehari-hari dalam masyarakat.
2. Kebiasaan (Folkways)
Perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama
serta dilakukan dengan sadar.
3. Tata Kelakuan
(Mores)
Sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sikap-sikap
hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan
pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Tata
kelakuan memaksakan suatu perbuatan da mengandung larangan atau panduan agar
anggota masyarakat menyesuaikan perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut.
4. Adat Istiadat
(Customs)
Tata kelakuan yang terintegrasi secara kuat dengan pola-pola
perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan
dikenai sanksi tegas, misalnya pengucilan atau dikenai hukum adat.
5. Hukum (Laws)
Sekumpulan aturan resmi dan tertulis dalam
masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, serta larangan agar
tercipta suatu keadilan. Pelanggaran terhadap sanksi yang hukum akan dikenai
sanksi yang tegas berupa penjara dan denda sesuai ketentuan pengadilan.
b.
Berdasarkan Sanksinya
1. Norma Kesopanan
Peraturan
sosial yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan cara bertingkah laku
secara wajar.
2. Norma Kebiasaan
Sekumpulan
peraturan yang dibuat bersama secara sadar atau tidak sadar yang emnjadi sebuah
kebiasaan. Norma iniberasal dariperbuatan yang diulang-ulang seperti sebuah
keluarga yang menerapkan kebiasaan bangun subuh.
3. Norma Mode
Norma yang berkaitan dengan cara dalam melakukan
atau membuat sesuatu. Sifat norma berubah-ubah dan diikuti oelh sebagian orang.
Mode/fashion biasanya berawal dari peniruan terhadap sesuatu yang dianggap
terbaru.
4. Norma Kesusilaan
Peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang
menghasilkan akhlak. Pelanggaran terhadap norma kesusilaan akan dikucilkan atau
dicemooh.
5. Norma Agama
Memiliki sifat mutlak dan tidak dapat ditawar karena
aturannya berasal dari Tuhan.
6. Norma Hukum
Aturan sosial yang dibuat oleh lembaga resmi
tertentu. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat sanksi yang tegas berupa
denda atau hukuman fisik.
c.
Berdasarkan Resmi atau Tidaknya
1. Norma Tidak Resmi
(Nonformal)
Dasar
atau acuan yang dirumuskan secara tidak jelas dan dalam pelaksanaanya tidak
wajib bagi masyarakat.
2. Norma Resmi (Formal)
Acuan
yang dirumuskan dan diwajibkan secara jelas dan tegas. Norma ini dibuaat oleh
pihak yang berwenang seperti polisi.
5. Fungsi Norma Sosial
a. Sebagai Pedoman
Bertingkah Laku
b. Sebagai alat untuk
Menertibkan dan Menstabilkan Kehidupan Sosial
c. Sebagai Sistem
Kontrol dalam Masarakat
d. Sebagai Benteng
Perlindungan
e. Sebagai Alat
Pemersatu Anggota Masyarakat
C. Penerapan Nilai dan Norma Sosial
1. Peran Nilai dan
Norma dalam Masyarakat
a. Sebagai Petunjuk
Perilaku yang Benar
b. Sebagai Pengatur
Sistem dalam Masyarakat
c. Sebagai Pelindung
Bagi Pihak yang Lemah
d. Sebagai Khazanah
Budaya Masyarakat
e. Sebagai Alat
Pemersatu Masyarakat
2. Pelanggaran Terhadap
Nilai dan Norma
a. Kejahatan Tanpa
Korban (Victimless Crimes)
b. Kejahatan
Terorganisasi (Organized Climes)
c. Kejahatan
Terorganisasi Transnasional (Transnasioanl Organized Climes)
d. Kejahatan Kerah
Putih (White Collar Crimes)
e. Kejahatan Kerah Biru
(Blue Collar Crimes)
f. Kejahatan Perusahaan
(Corporate Crimes)
3. Upaya Mengatasi
Pelanggaran Terhadap Nilai dan Norma
a. Mempertebal
Keyakinan Anggota Masyarakat
b. Memberi Penghargaan
Kepada Warga Masyarakat yang Taat
c. Mengembangkan Rasa
Malu
d. Mengembangkan Rasa
Takut
III.
Interaksi Sosial
1. Syarat Interaksi Sosial
A. Kontak Sosial
1. Berdasarkan Caranya
a. Kontak Sosial
Langsung, artinya pihak komunikator menyampaikan pesan secara langsung kepada
pihak komunikan. Kontak sosial dapat terbentuk secara bertatap muka (face to
face) atau menggunakan media.
b. Kontak Tidak
Langsung, artinya komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan
melalui perantara pihak ketiga tanpa adanya alat komunikasi
B. Berdasarkan Prosesnya
a. Kontak Sosial
Primer, artinya hubungan sosial antar komunikator dengan komunikan terjadi
secara langsung.
b. Kontak Sosial
Sekunder, artinya komunikator menyampaikan pesannya melaui pihak ketiga atau media
komunikasi
B. Komunikasi
1. Komunikasi
Antarpribadi
2. Komunikasi Kelompok
3. Komunikasi
Organisasi
4. Komunikasi Sosial
5. Komunikasi Massa
2. Ciri-ciri Interaksi
Sosial
a. Jumlah pelaku 2
orang atau lebih
b. Adanya komunikasi
dengan menggunakan simbol-simbol
c. Adanya tujuan yang
akan dicapai
d. Adanya dimensi waktu
meliputi massa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang
C. Faktor Pendorong
Interaksi Sosial
a. Imitasi, yaitu
meniru sikap,tindakan, tingkah laku atau penampilan fisik seseorang secara
berlebihan
b. Sugesti, yaitu
sikap, pandangan dan pendapat orang lain yang diterima tanpa pikir ulang
c. Simpati, yaitu
proses keterkaitan seseorang kepada pihak lain yang berkaitan dengan perilaku
atau penampilan
d. Identifikasi, yaitu
kecendrungan atau keinginn dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak
lain
e. Empati, yaitu
kemampuan seseorang untuk mengolah emosi seakan mengalami kondisi yang
dirasakan oleh orang lain
f. Motivasi, yaitu
dorongan dari dalam diri seseorang yang bisa muncul dari diri sendiri ataupun
orang lain.
4. Jenis Interaksi
Sosial
a. Interaksi antar
Individu dengan Individu
b. Interaksi antar
Individu dengan Kelompok
c. Interaksi antar
Kelompok dengan Kelompok
5. Bentuk Interaksi
Sosial
a. Proses Asosiatif
1. Kerja sama (Kooperasi)
2. Akomodasi
3. Asimilasi
4. Amalgamasi
5. Akulturasi
b. Proses Disosiatif
1.
Persaingan/Kompetensi
2. Pertentangan
(Pertikaian/Konflik)
3. Kontravensi
C. Sifat Interaksi
Sosial
a. Aksidental
b. Berulang Secara
Terus Menerus
c. Teratur
d. Resiprokal
7. Hubungan Interaksi
Sosial dengan Tindakan Sosial
a. Rasionalitas
Instrumental
b. Rasionalitas yang
Berorientasi Nilai
c. Tindakan Tradisional
d. Tindakan Afektif
B. Pola Keteraturan dan
Dinamika dalam Interaksi Sosial
1. Keteraturan Sosial
a. Proses Terbentuknya
Keteraturan Sosial
1. Pola
2. Order
3. Keajekan
4. Tertib Sosial
b. Faktor Pendukung
Konformitas dalam Keteraturan Sosial
1. Sosialisasi
2. Lembaga Sosial
3. Pengendalian Sosial
c. Faktor Pendorong
Keteraturan Sosial
1. Adanya nilai dan
norma sosial dalam struktur sosial
2. Dilaksanakanya
proses sosialisasi untuk menerapakan nilai dan norma sosial dalam kepribadian
individu
3. Individu atau
kelompok wajib melanjutkan dan memahami peran nilai dan norma sosial secara
regenerasi (proses internalisasi dan
ekulturasi)
4. Berfungsinya sistem
pengendalian sosial dalam kehidupan masyarakat.
5. Terdapat lembaga
sosial yang mengorganisasikan seluruh kebutuhan dan aktivitas anggota
masyarakat
d. Keteraturan Sosial
dalam Masyarakat Multikultural
- Sistem sosial dapat
terintegrasi berdasarkan :
1. Adanya konsesus masyarakat mengenai nilai sosial yang
bersifat fundamental
2.
Seluruh masyarakat menjadi satu kesatuan sosial (cross-cutting affiliations)
hingga menumbuhkan hubungan beberapa kelompok yang saling silang (cross-cutting
loyalities)
- Menurut William
F.Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat terbentuknya integrasi sosial adalah
1.
Anggota masyarakat merasa berhasil untuk saling mengisi kebutuhan satu dengan
kebutuhan yang lain
2. Masyarakat menciptakandan menyepakati terbentuknya
nilai dan norma sosial
3.
Nilai dan norma sosial berlaku cukup lama, dijalankan secara konsisten, dan
tidak mudah mengalami perubahan sehingga terbentuk aturan baku untuk
melaksanakan proses interaksi sosial
2. Dinamika Sosial
a. Pengertian Dinamika
Sosial
1. Selo Soemardjan,
segala bentuk perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Perubahan tersebut memengaruhi sistem sosial meliputi nilai-nilai, sikap, dan
pola perilaku diantara kelompok-kelompok masyarakat.
2. William F.Ogburn
perubahan sosial terjadi ketika unsur materiel memberi pengaruh terhadap unsur
immateriel.
3. Kingsley Davis,
perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Struktur sosial
mencakup lembaga sosial, kelompok sosial, norma-norma sosial dan staritifikasi
sosial.
b. Fakor Penyebab
Dinamika Sosial
1. Faktor Intern
a. Kaktor Demografi
b. Penemuan Baru
c. Konflik atau Pertentangan
d. Pemberontakan atau Revolusi
2. Faktor Ekstern
a. Perubahan Kondisi Geografis
b. Peperangan
c. Pengaruh Kebudayaann Masyarakat Lain
c. Faktor Penghambat
Dinamika Sosial
1.
Prasangka terhadap hal-hal baru
2.
Rasa takut terjadinya kegoyahan
kebudayaan
3.
Adat istiadat yang masih sangat kuat
4.
Hubungan dengan masyarakat lain yang
masih kurang
5.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang
terhambat
6.
Adanya kepentingan yang tertanam dengan
kuat
7.
Hambatan yang bersifat ideologis
d. Hubungan Dinamika
Sosial dengan Struktur Sosial
Ciri-ciri struktur
sosial yang dapat memengaruhi dinamika sosial sebagai berikut :
1.
Terdapat pada kelompok masyarakat
2.
Bersifat dinamis
3.
Berkaitan dengan kebudayaan
DAFTAR PUSTAKA
LKS SOSIOLOGI kelas X
semester 1 Intan Pariwara
terimakasih, sangat bermanfaat buat tambahan materi UN nanti
BalasHapustrimakasih ya,ini sangat bermanfaat buat saya
BalasHapusTerima kasih ya ini sgt bermanfaat buat saya untuk menghadapi ujian nasional nanti
BalasHapusaku copy yah
BalasHapusaku copy yah
BalasHapusSEBAIK-BAIK ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN ,,TANKS FOR ALL
BalasHapusMantaps, terimakasih ilmunya..
BalasHapus